Friday 25 March 2011

Ummatan Wasathan


Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu...( QS. 2 : 143 )

Kalimat thoyyibah " Laa ilaha illallah " para ulama mengatakan ada dua kandungan rukun, yaitu An-Nafyu (penafian) dan Al-itsbat (penetapan). Seorang muslim yang mereflesikan kalimat tauhid pasti menafikan segala yang disembah selain Ilahul Haq dan menetapkan hanya Allah saja yang berhak untuk disembah. Karena hanya Allah yang Haq, yang lain adalah Bathil. Itulah makna hakiki dari tauhid. Tetapi tauhid kita tidak hanya berhenti sampai disitu. Sebagai Khalifah, kita tidak boleh berhenti sekedar menafikan system barat ( Sekuler ), peradaban barat, budaya, gaya hidup dan seterusnya.

Kita harus melengkapkan tauhid ini dengan menyodorkan konsep, memberikan alternatif system, peradaban, budaya, gaya hidup dan lain sebagainya. Disitulah sifat dasar kepemimpinan. Memberikan pengaruh, memberikan solusi berbagai persoalan hidup dan kehidupan manusia dan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat internal kaum muslimin tetapi lebih luasnya kepada masyarakat diluar kaum muslimin. Maka itulah makna rahmatal lil alamin.

Ada kisah menarik untuk kita saksikan. Kisah seorang misionaris Ibu Theresa dalam suatu penggalan film mother theresa, in the name of god's poor, film yang mengisahkan tentang kehidupan seorang misionaris. Tokoh ibu theressa lahir di skopje Albania, tanah yang juga telah menghadiahkan kaum muslimin seorang muhaddits yang agung diabad ini, Muhammad Nashiruddin Al-Bani. Dalam penggalan film tersebut ketika para pandit dan masyarakat hindu berdemontrasi untuk menuntut pengusiran misionaris Ibu Theresa, kepala kepolisian pun turun tangan. Ia meninpeksi kerja kemanusian suster itu ke dalam rumah sewaanya, Ia melihat penderita kusta , para fakir, orang cacat, jompo semua mendapatkan perawatan dan pelayanan. Ia melihat sendiri ibu Theresa mengangkat seorang yang berpenyakit menular ke pangkuannya, memandikannya, menyuapinya dan menyelimutinya. Kemudian kepala kepolisian itu menemui para demonstran yang masih berteriak-teriak untuk mengusir Ibu theresa.

"Tenang semua!! Demi Dewa, Aku pasti akan mengusir wanita ini" kata kepala kepolisian itu dengan penuh berwibawa. "aku akan mengusir wanita ini jika istri-istri dan anak anak perempuan kalian telah menggantikan dan menangani semua yang telah dikerjakan oleh suster di panti ini, salammm!!!!!!!!.........

Begitu pun dengan kita kaum muslimin, yang digelari Allah sebagai Khalifah, untuk merefleksikan kesempurnaan nilai-nilai tauhid, kita tidak hanya berteriak "Hancurkan kebathilan" atau Bathil pasti hancur", tetapi kebatilan itu harus kita lenyapkan dengan memunculkan Dienul Islam, konsep paripurna, integral yang memberikan solusi atas semua dimensi kehidupan manusia. Konsep ideologi, sosial, budaya, hukum dan lain sebagainya.

Dalam upaya mencerahkan kecemerlangan sinar risalah islam yang kita bawa kepada masyarakat dunia, setidaknya hal-hal yang sangat mendasar harus senantiasa kita tumbuhkan mulai saat ini, yaitu :

a. Memahami konsep dasar Tauhid
Pemahaman yang benar atas konsep Tauhid menjadikan kita berfikir secara utuh, tidak parsial. Sebagaimana perumpamaan Allah tentang kalimat Thoyyibah seperti pohon yang baik. Ia terdiri dari akar, batang dan buah. Konsep yang integral meliputi tiga unsur pokok, Aqidah, Ibadah dan Muamalah.

b. Menjalankan 4 sifat Rasulullah Saw
Sifat rasul yang 4, Shidiq ( jujur ), Amanah ( kapabel ), Fathonah ( Smart ) dan Tabligh ( Informatif ), sudah harus menjelma dalam karakter kehidupan seorang muslim. Kekurangan dari sifat sifat dasar yang harus ada pada seorang muslim dari empat sifat diatas akan menyirnakan cahaya islam dan kaum muslimin. "Al-islamun Mahjubun bil muslimin" Islam itu terhalang kecemerlangannya dengan ulah kaum muslimin itu sendiri. Dengan ulah kita akhirnya membuat noda atas islam. kita tanpa sadar mereduksi keindahan dan kesempurnaan islam.

c. Memiliki wawasan internasional yang memadai
Islam tidak hanya untuk orang-orang arab atau keturunan orang arab saja. Islam untuk semua orang. Tugas kita sebagai Umatan Wasathan adalah tugas langsung dari Allah yang begitu mulia. Suatu umat yang akan menjadi WASIT dalam masalah masalah kehidupan dunia. Wasit yang ditunggu tunggu keputusannya, wasit yang tidak curang, wasit yang adil. Wasit yang tidak Korup, wasit yang semua orang menjadi saksi atas adilnya melakukan keputusan hukum. Adalah sangat pantas jika Umatan Wasathon memiliki wawasan yang luas tentang dunia luar, karena dunia yang dipimpinnya tidak hanya sebatas rumah tinggalnya atau negeri yang dia tinggal didalamnya.

Demikianlah 3 Modal dasar yang harus kita hidupkan dan tanamkan dalam pribadi setiap muslim dalam bagaimana mewujudkan sebuah sebutan Islam Rahmatal Lil 'Alamin atau Umatan Wasathan.

Wallahu'Alam

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts